Merapi merupakan salah satu dari 129
gunung berapi teraktif di Indonesia, yang merupakan bagian dari Pacific Ring of
Fire dan tergolong gunung berapi yang paling muda dalam kumpulan gunung berapi
di bagian selatan pulau Jawa. Gunung ini berada di zona subduksi, dimana
lempeng Indo – Australia terus bergerak ke bawah Lempang Eurasia. Terletak di
perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta, Merapi merupakan gunung api
bertipe Stratovolcano dengan ketinggian 2.930 mdpl.
Menjulang setinggi 2930 mdpl di
jantung Pulau Jawa, gunung Merapi mempunyai diameter 28 km, luas 300 – 400 km2
dan volume 150 km3. Dinamika erupsi Merapi umumnya didahului pertumbuhan kubah
lava diikuti guguran awan panas, guguran lava pijar dan jatuhan piroklastik. Bahaya
utama yang mengancam sekitar 40.000 jiwa yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana adalah
Pyroclastic Flow atau aliran awan panas di samping bahaya sekunder lahar yang
dapat terjadi pada musim hujan. Erupsi Merapi termasuk sering dalam 100 tahun
terakhir, rata – rata terjadi sekali erupsi dalam 2 – 5 tahun.
Riwayat Erupsi Merapi
- Skitar
abad 9 – 11 M
Berdasarkan catatan
Van Bemmlenen dalam bukunya “The Geology of Indonesia (1949)”, terjadi letusan
dasyat yang mengakibatkan sebagian besar puncak Merapi lenyap. Terjadi pergeseran
lapisan tanah ke arah barat daya sehingga terjadi lipatan sehingga membentuk
Gunung Gendol. Namun pernyataan Van Bemmlenen ini masih banyak yang menentang. Kemungkinan
merusak Kota Magelang dan banyak daerah pemukiman Jawa Tengah. Bencana hebat
itu diperkirakan melandan Mataram pada abad 9 hngga 10. (Boechari – seorang arkeolog
yang mendalami bidang epigrafi). Tersirat dalam prasasti Rukam (829 Saka atau
907 M) menyebutkan peresmian desa Rukam oleh Nini Haji Rakyan Sanjiwana karena
desa tersebut telah dilanda bencana letusan gunung berapi. Kemungkinan besar
gunung api yang dimaksud adalah Merapi. Hal in mengngat prasasti Rukam diemukan
di daerah Temanggung, Jawa Tengah.
- 1672
Berdasarkan
naskah klask Babad Tanah Jawi, konon letusan hebat kembali terjadi di tahun
ini. Akibat letusan ini, langit di atas kerajaan Mataram Islam dikabarkan gelap
gulita dalam 24 jam. Peristiwa tersebut terjadi pada 4 Agustus 1672, ketika
kapal Marken milik Belanda sedang berlayar di Samudra Indonesia di sebelah
selatan Kedu. Letusan Merapi ini memakan korban sekitar 3.000 orang belum
termasuk sawah, ladang, dan harta benda lainnya.
- 1822 –
1823
Leusan kubah
lava dan sangat merusak. Terbentuk kawah bulat ukuran 600 meter. Imbasnya delapan
kampung hancur diterjang awan panas dan material vulkanik.
- 1832 –
1836
Digambarkan
sebagai letusan hebat tak terduga dan sangat tiba – tiba. Dalam catatan
disebutkan tanpa gejala yang besar. Terjadi longsoran kubah dengan volume
besar.
- 1846 –
1848
Terjadi
letusan besar menghancurkan kawah elips berukuran 200 x 150 meter. Awan panas
menyapu kali Woro dan kali Gendol. Banyak korban jiwa namun tidak tercatat
jumlahnya.
- 1849
Terjadi 18
rentetan letusan. Kawah bentuk sepatu kuda ukuran 400x250 meter. Banyak korban
jiwa namun tidak tercatat jumlahnya
- 1872 –
1873
Dianggap sebagai
letusan terakhir dan terbesar di abad XIX. Menghasilkan kawah “Mesjidanlama”
dengan diameter 480 – 600 meter. Rentetan letusan berlangsung selama 5 hari. Letusan
terdengar sampai Karawang, Madura dan Bawean. Awan panas menyapu melalui hampir
semua hulu sungai yang ada di puncak Merapi yaitu Apu, Trsing, Senowo,
Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol. Awan panas dan material meluluh lantakkan
desa – desa yang berada di atas elevasi 1000 meer.
- 1930 –
1931
Letusan cukup
besar, terjadi semburan lava yang merusak kubah. Awan panas dan lava menuju
kali Senowo, Batang, dan Blongkeng. Serangkaian longsoran material mencapai
radius 12 kilometer. Kawah berbentuk sepatu kuda. Jumlah korban mencapai 1.369
orang.
- 2006
Di bulan April
dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali,
ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi.
Pada tanggal
15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa
aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas.
Kepala BPPTK Daerah
Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume
lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah
memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru
akan langsung keluar dari kubah Merapi.
Tanggal 1
Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat,
tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan
hujan abu ini.
Tanggal 8
Juni, Gunung Merapi pada pukul 09.03 WIB meletus dengan semburan awan panas
yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha
melarikan diri ke tempat aman.
Hari ini
tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09.40 WIB.
Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng
selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah
Kabupaten Sleman.
- 2010
Dinilai sebagai
letusan terbesar dalam 100 tahun terakhir. Letusan pertama terjadi 26 Oktober
2010 dan terus menerus hingga puncaknya 4 November 2010. Hampir 300 orang
mennggal dunia, ribuan rumah rusak, dan puluhan dusun hancur.
Peningkatan
status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal
20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan
Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada
tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00
WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena
aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa
multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK
Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi
"awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak
harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman.
Erupsi pertama
terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober. Sedikitnya terjadi hingga
tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih
1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa
Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, dan menelan korban 43 orang, ditambah
seorang bayi dari Magelang yang tewas karena gangguan pernapasan.
Sejak saat itu
mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai 28 Oktober,
Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya
awan panas pada pukul 19.54 WIB. Selanjutnya mulai teramati titik api diam di
puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai
lubang kawah.
Namun, berbeda
dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru,
malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas
sejak 3 November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari
Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan
panas ke berbagai arah di kaki Merapi.
Selanjutnya,
sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya
hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010.
Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20
km dari puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota
Yogyakarta (jarak sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat
Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km). Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta
bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan
Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai
Tasikmalaya, Bandung, dan Bogor.
Bahaya
sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah
pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada
tanggal 5 November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus
"awas".
Letusan kuat 5
November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum
kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap
"Awas". Pada tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk
Kabupaten Magelang dikurangi menjadi 15 km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah
lainnya menjadi 10 km. Hanya bagi Kab. Sleman yang masih tetap diberlakukan
radius bahaya 20 km.
Sumber :
Buku Informasi Taman Nasional Gunung Merapi
https://id.wikipedia.org/
duh jadi keinget yg letusan merapi 2010 lalu
BalasHapusya Gan, menurut beberapa sumber itu merupakan letusan terdasyat seabad terakhir
Hapus