Situs Candi Kethek lokasinya
berada di dekat Candi Cetho tepatnya di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan
Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang berjarak sekitar 300 meter di
sebelah Timur Laut Candi Cetho.
Nama candi kabarnya diberikan
oleh masyarakat setempat karena di sekitar candi dulu sering dijumpai kawanan
kera
Dataran cukup luas di pelataran
pertama Candi Kethek yang memperlihatkan trap-trap pada teras-teras di atasnya,
serta undakan-undakan batu di bagian tengah yang menghubungkan teras - teras tersebut.
Di sisi sebelah kiri nama Candi
Kethek, serta sebuah papan informasi yang dibuat Balai Pelestarian Peninggalan
Purbakala Jawa Tengah yang beerisi seputar Candi Kethek, foto-foto, serta
kegiatan yang pernah dilakukan di situs ini.
Dari papan itu saya ketahui bahwa
selain Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek, di lereng Barat Gunung Lawu
ini juga terdapat candi lain, yaitu Candi Planggatan dan Candi Menggung. Dari
denah terlihat bahwa Candi Kethek merupakan candi dengan lokasi tertinggi
dibanding candi lainnya.
Situs Candi Kethek dibuat
menghadap ke Barat. Pada anak tangga paling bawah terdapat arca kura-kura yang
terkait dengan cerita mitos Samudramanthana.
Di dataran teras keempat ini
terdapat sebuah stana kecil dengan kemuncak mahkota, dibalut kain khas Bali
serta sebuah anglo di depan stana yang digunakan untuk menancapkan hio.
Pada teras ini diperkirakan
terdapat bangunan induk atau candi utama, namun batu-batuan bekas candi tak terlihat
di sana, entah masih terbenam di dalam tanah atau terserak di tempat lain.
Candi Kethek diperkirakan dibangun pada periode yang sama dengan pembangunan
Candi Cetho dan candi-candi lainnya di lereng Gunung Lawu ini, yaitu sekitar
abad XV – XVI Masehi.
Pada 2005 Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala Jawa Tengah bekerjasama dengan UGM telah mengadakan
penggalian arkeologi di Candi Kethek ini, diantaranya menemukan arca kura-kura
di undakan dasar itu, serta di teras kedua dan ketiga menemukan masing-masing
dua sruktur bangunan di sisi Utara dan Selatan.
Adanya arca kura-kura dari cerita
Samudramanthana itu memberi petunjuk bahwa Candi Kethek merupakan tempat
peruwatan untuk membebaskan seseorang dari kesalahan atau dosa. Kisah
Samudramanthana adalah pengadukan lautan untuk mencari Tirta Amrta oleh para
dewa dan raksasa dengan menggunakan Gunung Mandara (Mandaragiri) sebagai
pengaduknya, ditopang oleh kura-kura jelmaan Dewa Wisnu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar