Our Blog

CUACA PEGUNUNGAN (1)



Bagi teman – teman yang hobby mendaki Gunung, mudah – mudahan pemaparan ini dapat menjadi acuan dan tambahan wawasan serta dapat menunjang keselamatan, sesuksesan, dan kenyamanan teman – teman dalam menjalankan kegiatan di hutan ataupun di gunung.

Cuaca merupakan bagian utama dar pengalaman di alam bebas. Melatih diri kita agar lebih sensitif terhadap cuaca sangatlah perlu dilakukan. Perhatikan awan cumulus yang berada di atas punggungan gunung saat cuaca panas di sore hari dan pikirkan apa yang mungkin akan dibawanya. Jika itu terjadi, di mana kita ingin berada ? Berlaih dengan rajin akan membantu kita untuk memperkirakan cuaca di hari esok atau lusa.

ANGIN
Angin merupakan sistem cuaca utama yang dsebabkan oleh hasil interaksi udara secara massal. Angn di sebabkan karena perbedaan tekanan udara dan panas.

ANGIN GUNUNG
1.       Hembusan dari lembah
Terjadi pada siang hari.
Gunung bereaksi seperti bak yang panas dan menyerap banyak sekali energi surya selama siang hari.
Hal tersebut menyebabkan kenaikan suhu gunung yang lebih cepat daripada suhu lembah. Udara di atas gunung menjadi panas dan terangkat. Udara itu kemudian digantikan oleh udara dingin lembah yang bergerak dari lembah sehingga terjadilah hembusan angin dari lembah.

2.       Hembusan dari gunung
Terjadi pada malam hari.
Gunung bereaksi seperti kipas – kipas radiator yang membuang panas setelah matahari terbenam sehingga gunung akan lebih cepat dingin daripada lembah.  Seluruh udara yang berada di sekitar gunung menjadi dingin dan bergerak turun ke lembah. Diwaktu yang bersamaan, proses pendinginan lembah berlangsung lama sehngga udara di lembah perlahan terangkat dan digantikan oleh udara dari gunung.

PERUBAHAN ARAH ANGIN
Perubahan arah angin merupakan petunjuk yang sangat penting untuk keadaan cuaca yang akan datang.
1.       Backng Wind
Saat arah angin berubah melawan garis sinar matahari, bergerak dari barat ke timur atau bergerak berlawanan dengan jarum jam, itu berarti ada indikasi bahwa sistem bertekanan rendah dan berpotensi terjadinya cuaca buruk.

2.       Veering Wind
Saat arah angin berganti arah menuju garis sinar matahari, bergerak menuju timur ke barat, atau bergerak searah dengan jarum jam, berarti ada indikasi bahwa sistem bertekanan tinggi dan secara umum merupakan indikasi cuaca cerah.


AWAN
Mengenali bentuk – bentuk awan sangatlah penting dalam memperkirakan cuaca yang akan datang.
Secara umum, awan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu :
1.       Awan Cumulus
Merupakan awan yang menggelembung, terbentuk dari area kecil udara dingin yang terangkat ke titik jenuh.
2.       Awan Stratus
Awan seperti lembaran – lembaran atau lapisan – lapisan, yang terbentuk saat lapisan besar dari udara menjadi dingin pada titik jenuh.

TIPE – TIPE AWAN SECARA SPESIFIK
Awan dapat diklasifikasikan berdasarkan ketinggiannya. Ada dua awalan baku untuk nama awan berdasarkan ketinggian, yakni cirro atau tinggi dan alto atau menengah. Awalan lain adalah nimbo atau hujan. Awalan – awalan tersebut dikombinasikan dengan awan berkategori dasar, yaitu cumulus atau stratus, untuk menerangkan tipe – tipe utama awan.
  1. Awan Tinggi ( Di atas 7.600 meter )
a.       Cirrus
Awan berbentuk serabut. Cirrus biasanya mengindikasikan cuaca yang bagus. Namun jika angin berhembus secara tetap dan jika langi mendung berisikan awan cirrus, maka keadaan itu mungkin akan berpotensi terjadi hujan.
b.      Cirrostratus
Awan berbentuk lembar – lembar tipis, terlihat seperti kerudung yang memberikan lingkaran cahaya di seputar matahari dan bulan. Lapisan gelap dari awan es itu mungkin saja bisa berpotensi hujan dalam kurun waktu 15 jam kemudian jika disertai angin kencang.
c.       Cirrocumulus
Merupakan awan dimana beberapa formasi cumulus yang tidak bisa tumbuh berkembang. Awan itu naik, lalu pecah menjadi potongan – potongan kecil. Kemudian, awan berkembang terkadang menjadi berbentuk sisik ikan. Awan seperti ini mengindikasikan cuaca cerah.

  1. Awan Menengah ( di atas 3.000 meter )
a.       Altostratus
Awan seperti kerudung tebal atau lembar – lembar berwarna abu – abu atau biru. Matahari atau bulan terlihat bagakan dari balik kaca beku. Kemunculan awan seperti ini bisa dijadikan pertanda terjadinya hujan gerimis.
b.      Altocumulus
Potongan – potongan atau lembaran – lembaran dari gumpalan atau bulatan seperti awan abu – abu atau keputih – putihan.
Altocumulus juga merupakan awan yang tertiup dan bergulung, yang bisa dilihat pada ketinggian sedang. Awan itu pertanda hujan yang bisa terjadi 15 jam berikutnya.

  1. Awan Rendah ( hingga ketinggian 1.990 meter )
a.       Stratus
Rendah berbentuk lembaran, seperti kabut yang melayang di atas tanah, berwarna abu – abu dan menghasilkan hujan gerimis yang lama. Angin dingin juga bisa menyebabkan munculnya hujan.
b.      Nimbostratus
Abu – abu gelap awan hujan.
c.       Sratocumulus
Jumlah yang tidak lazim secara masal dari awan yang berputar – putar atau lapisan gumpalan, lapisan – lapisan tebalnya tidak beraturan, berwarna abu – abu atau putih awan. Terkadang, bisa menghasilkan hujan gerimis.
d.      Cumulus
Mengapung, bertiup bergelombang dari awan cumulus di langit yang biru bisa diramalkan cuaca akan baik selama awan itu berbentuk tetap dan tidak berubah.
e.      Cumulonimbus
Saat awan cumulus terjadi gelap dan mulai berkembang secara vertikal, udara dingin yang menghasilkan uap kondensasi berjatuhan dan menyebabkan hujan.



Ref : Agustin Hendri.2008.Panduan Teknis Pendakian Gunung.Andi Yogyakarta :Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VIRUS PETUALANGAN Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Gambar tema oleh richcano. Diberdayakan oleh Blogger.