Bagi teman – teman yang hobby
mendaki Gunung, mudah – mudahan pemaparan ini dapat menjadi acuan dan tambahan
wawasan serta dapat menunjang keselamatan, sesuksesan, dan kenyamanan teman –
teman dalam menjalankan kegiatan di hutan ataupun di gunung.
Cuaca merupakan bagian utama dar
pengalaman di alam bebas. Melatih diri kita agar lebih sensitif terhadap cuaca
sangatlah perlu dilakukan. Perhatikan awan cumulus yang berada di atas
punggungan gunung saat cuaca panas di sore hari dan pikirkan apa yang mungkin
akan dibawanya. Jika itu terjadi, di mana kita ingin berada ? Berlaih dengan
rajin akan membantu kita untuk memperkirakan cuaca di hari esok atau lusa.
ANGIN
Angin merupakan sistem cuaca
utama yang dsebabkan oleh hasil interaksi udara secara massal. Angn di sebabkan
karena perbedaan tekanan udara dan panas.
ANGIN GUNUNG
1. Hembusan
dari lembah
Terjadi pada siang hari.
Gunung bereaksi seperti bak yang panas dan menyerap
banyak sekali energi surya selama siang hari.
Hal tersebut menyebabkan kenaikan suhu gunung yang
lebih cepat daripada suhu lembah. Udara di atas gunung menjadi panas dan
terangkat. Udara itu kemudian digantikan oleh udara dingin lembah yang bergerak
dari lembah sehingga terjadilah hembusan angin dari lembah.
2. Hembusan
dari gunung
Terjadi pada malam hari.
Gunung bereaksi seperti kipas – kipas radiator yang
membuang panas setelah matahari terbenam sehingga gunung akan lebih cepat
dingin daripada lembah. Seluruh udara
yang berada di sekitar gunung menjadi dingin dan bergerak turun ke lembah. Diwaktu
yang bersamaan, proses pendinginan lembah berlangsung lama sehngga udara di
lembah perlahan terangkat dan digantikan oleh udara dari gunung.
PERUBAHAN ARAH ANGIN
Perubahan arah angin merupakan
petunjuk yang sangat penting untuk keadaan cuaca yang akan datang.
1. Backng
Wind
Saat arah angin berubah melawan garis sinar matahari,
bergerak dari barat ke timur atau bergerak berlawanan dengan jarum jam, itu
berarti ada indikasi bahwa sistem bertekanan rendah dan berpotensi terjadinya
cuaca buruk.
2. Veering
Wind
Saat arah angin berganti arah menuju garis sinar
matahari, bergerak menuju timur ke barat, atau bergerak searah dengan jarum
jam, berarti ada indikasi bahwa sistem bertekanan tinggi dan secara umum
merupakan indikasi cuaca cerah.
AWAN
Mengenali bentuk – bentuk awan
sangatlah penting dalam memperkirakan cuaca yang akan datang.
Secara umum, awan dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yaitu :
1.
Awan Cumulus
Merupakan awan
yang menggelembung, terbentuk dari area kecil udara dingin yang terangkat ke
titik jenuh.
2.
Awan Stratus
Awan seperti
lembaran – lembaran atau lapisan – lapisan, yang terbentuk saat lapisan besar
dari udara menjadi dingin pada titik jenuh.
TIPE – TIPE AWAN SECARA SPESIFIK
Awan dapat diklasifikasikan
berdasarkan ketinggiannya. Ada dua awalan baku untuk nama awan berdasarkan
ketinggian, yakni cirro atau tinggi
dan alto atau menengah. Awalan lain
adalah nimbo atau hujan. Awalan –
awalan tersebut dikombinasikan dengan awan berkategori dasar, yaitu cumulus atau stratus, untuk menerangkan tipe – tipe utama awan.
- Awan
Tinggi ( Di atas 7.600 meter )
a.
Cirrus
Awan berbentuk
serabut. Cirrus biasanya mengindikasikan cuaca yang bagus. Namun jika angin
berhembus secara tetap dan jika langi mendung berisikan awan cirrus, maka
keadaan itu mungkin akan berpotensi terjadi hujan.
b.
Cirrostratus
Awan berbentuk
lembar – lembar tipis, terlihat seperti kerudung yang memberikan lingkaran
cahaya di seputar matahari dan bulan. Lapisan gelap dari awan es itu mungkin
saja bisa berpotensi hujan dalam kurun waktu 15 jam kemudian jika disertai
angin kencang.
c.
Cirrocumulus
Merupakan awan
dimana beberapa formasi cumulus yang tidak bisa tumbuh berkembang. Awan itu
naik, lalu pecah menjadi potongan – potongan kecil. Kemudian, awan berkembang
terkadang menjadi berbentuk sisik ikan. Awan seperti ini mengindikasikan cuaca
cerah.
- Awan
Menengah ( di atas 3.000 meter )
a.
Altostratus
Awan seperti
kerudung tebal atau lembar – lembar berwarna abu – abu atau biru. Matahari atau
bulan terlihat bagakan dari balik kaca beku. Kemunculan awan seperti ini bisa
dijadikan pertanda terjadinya hujan gerimis.
b.
Altocumulus
Potongan –
potongan atau lembaran – lembaran dari gumpalan atau bulatan seperti awan abu –
abu atau keputih – putihan.
Altocumulus juga
merupakan awan yang tertiup dan bergulung, yang bisa dilihat pada ketinggian
sedang. Awan itu pertanda hujan yang bisa terjadi 15 jam berikutnya.
- Awan Rendah
( hingga ketinggian 1.990 meter )
a.
Stratus
Rendah
berbentuk lembaran, seperti kabut yang melayang di atas tanah, berwarna abu –
abu dan menghasilkan hujan gerimis yang lama. Angin dingin juga bisa menyebabkan
munculnya hujan.
b.
Nimbostratus
Abu – abu gelap
awan hujan.
c.
Sratocumulus
Jumlah yang
tidak lazim secara masal dari awan yang berputar – putar atau lapisan gumpalan,
lapisan – lapisan tebalnya tidak beraturan, berwarna abu – abu atau putih awan.
Terkadang, bisa menghasilkan hujan gerimis.
d.
Cumulus
Mengapung,
bertiup bergelombang dari awan cumulus di langit yang biru bisa diramalkan
cuaca akan baik selama awan itu berbentuk tetap dan tidak berubah.
e.
Cumulonimbus
Saat awan
cumulus terjadi gelap dan mulai berkembang secara vertikal, udara dingin yang
menghasilkan uap kondensasi berjatuhan dan menyebabkan hujan.
Ref : Agustin Hendri.2008.Panduan
Teknis Pendakian Gunung.Andi Yogyakarta :Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar