by Yockie Asmoro, S.Pd.
Mata
adalah peta, sedang hati adalah kompasnya
Secara umum peta dinyatakan sebagai penggambaran
dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
dilihat dari atas dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu.
Peta sendiri kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.
BERDASAR ISI :
PETA UMUM :
Peta topografi
Peta chorografi
PETA KHUSUS :
Peta curah hujan
Peta kepadatan penduduk
dll
BERDASAR TUJUAN :
Peta Pendidikan
Peta Ilmu Pengetahuan
Peta Informasi Umum
Peta
Turis
Peta Navigasi
Peta
Aplikasi
Peta Perencanaan
BERDASARKAN SKALANYA :
Peta
Kadaster/teknik
skala 1 : 100 s/d 1 : 5.000
Peta
Skala Besar
skala 1 : 5.000 s/d 1 : 250.000
Peta
Skala Sedang,
skala 1 : 250.000 s/d 1: 500.000
Peta
Skala Kecil
skala
1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000
atau lebih
BENTUK LAIN PETA :
GLOBE
ATLAS
PETA TOPOGRAFI
Ø
Termasuk
peta umum
Ø
Memuat
semua penampakan fisik (sungai, danau, gunung, dll) dan sosial budaya
(pemukiman, jalan, dll)
Ø
Peta
Topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama
dari permukaan laut menjadi bentuk-bentuk garis kontur.
ISI PETA
ARAH PETA
LEGENDA PETA
PENGETAHUAN DASAR NAVIGASI
KOORDINAT PETA
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan
dengan menggunakan system sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan
tegak lurus.
- KOORDINAT GEOGRAFIS
Sumbu yang
digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan Bujur Timur) yang tegak lurus
terhadap khatulistiwa, dan garis lintang (Lintang Utara dan Lintang Selatan)
yang sejajar dengan khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit dan detik, seperti 111°8’44” BT, 7°34’55” LS.
CARA MEMBACA PETA
Misalkan
dicari koordinat A,
Untuk bujur = 111º 00’30” + (2,4 cm / 3,7 cm) x 30” BT
= 19,45”
= 111º 00’49,45” BT
Untuk lintang
= 07º 43’00” + (1,7 cm / 3,7 cm) x 30”
LS
= 13,78”
= 07º 43’13,78” LS
- KOORDINAT GRID (Grid Coordinate)
Sistem
4 angka.
Caranya :
Untuk menuliskan, sebutkan dulu nomor lembar peta, selanjutnya baru
karvaknya, misal LP 49/XLI-D KV 6842
Jika daerah
yang dimaksud melebihi 1 Kv, maka cara penyebutannya misal LP 49/XLI-D KV GT
67-69, GD 41-43.
Keterangan :
GD = Garis Datar
GT = Garis Tegak
LP = Lembar PetaSistem 6 Angka
Cara pembacaan :
Ø
Baca angka garis grid tegak dari kiri ke kanan.
Ø
Baca angka garis grid datar dari bawah ke atas.
Ø
Bacaan dimulai dari perpotongan garis tegak dan
garis datar, titik koordinat yang dimaksud, dari kiri ke kanan an dari bawah ke
atas.
Ø
Contoh : koordinat x : 686404
Sistem 8 Angka
Tiap karvak panjang sisinya dibagi menjadi 100 bagian sama panjang.
Cara pembacaannya seperti sistem 6 angka. Untuk koordinat 6 angka maupun
8 angka, pembacaannya menggunakan protaktor.
Contoh : x = 68664042
KONTUR
merupakan Garis khayal yang menghubungkan tempat - tempat yang berketinggian sama dari muka laut.
Ø
Garis
kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur yang
lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-hal tertentu, seperti
kawah
Ø
Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
Ø
Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap
walaupun kerapatan kedua garis berubah ubah
Ø
Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedang
daerah terjal/curam mempunyai kontur rapat
Menghitung Sudut Tanjakan
AC = jalan sebenarnya
AB = alas
BAC = sudut tanjakan
Ø
Cara menghitung :
Dengan
perbandingan tinggi dan alas
Sudut tanjakan =
tinggi / alas
Dengan persen
MENGENAL TANDA MEDAN
Puncak gunung atau bukit, punggungan, lembah antara dua puncak, dan
bentuk-bentuk tonjolan lain yang mencolok
Punggungan gunung / bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur
berbentuk ‘U’ yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk ‘V’ yang
ujungnya tajam dan menjorok kea rah puncak.
Saddle,
daerah rendah dan sempit yang terdapat antara dua ketinggian
Col, merupakan daerah rendah dan sempit yang terdapat antara dua
ketinggian
Pass,
merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
Lembah yang
curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi
sungai
Belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa,
simpang jalan
Bila berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat
jelas, begitu pula tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok,
pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya
Didaerah
dataran atau rawa-rawa biasanya sukar mendapat tonjolan permukaan bumi atau
bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Pergunakan belokan-belokan
sungai, cabang-cabang sungai, muara-muara sungai kecil
Dalam
penyusuran sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan
sebagainya, dapat dijadikan tanda medan.
TITIK TRIANGULASI
Titik
ketinggian ini biasanya disebut titik triangulasi, yaitu suatu titik atau benda
berupa pilar/tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan
laut.
Macam titik triangulasi :
Ø
Primer P.140 78
Ø
Sekunder S.142 79
Ø
Tertier T.143 60
Ø
Kuartier Q.35 350
Ø
Antara TP.23 670
KOMPAS
Kompas
adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu
menunjuk arah Utara-Selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya
magnet lainnya selain magnet bumi). Akan tetapi perlu diingat bahwa arah yang
ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetis bumi, jadi bukan
bumi utara sebenarnya.
PEMAKAIAN KOMPAS
Kompas
dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi.
Dalam memakai kompas perlu dijauhkan dari benda-benda yang mengandung logam
seperti pisau, golok dan sebagainya. Benda-benda tersebut akan mempengaruhi
jarum kompas sehingga akurasi akan berkurang.
Cara
kalibrasi kompas :
Gunakan
kompas yang telah distandarisasi
Arahkan
kompas menuju suatu titik (a) catat besarnya bidikan.
Arahkan
kompas yang akan dikalibrasi / dikoreksi ke titik A tersebut, catat besarnya
bidikan.
Angka
bidikan kompas standart dikurangi angka bidikan kompas yang di koreksi,
hasilnya (+) atau (-) dituliskan pada kompas yang dikoreksi.
Misal
: Sudut kompas standart = 45
Sudut yang dikoreksi = 43
Koreksi =
+2
Maka pada
setiap penggunaan kompas bertanda +2 setiap bidikan harus ditambah dengan +2.
begitupun sebaliknya jika tanda koreksi (-), maka hasil bacaan sudut kompas
harus dikurangi sebesar koreksi yang tertera pada kompas tersebut
ORIENTASI PETA
Orientasi
peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis
menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini,
kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Untuk keperluan
praktis utara kompas (utara magnetis) dapat dianggap satu titik dengan utara
sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkah
orientasi peta adalah sebagai berikut :
- Cari
tempat yang berpandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang
menyolok
- Letakkan peta pada bidang datar
- Samakan
utara peta dengan utara kompas sehingga dengan demikian letak peta akan sesuai
dengan bentang alam yang dihadapi
- Cari
tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda
tersebut di dalam peta. Lanjutkan untuk beberapa tanda medan
- Ingat
tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta. Ingat
hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.
AZIMUTH-BACK AZIMUTH
Azimuth
adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth
disebut juga dengan sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik
lain dengan sudut kompas tetap (istilah populernya ‘potong kompas’), maka harus
diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik
back azimuth. Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan
cara membidikkan kompas ke muka dan ke belakang pada jarak tertentu. Misal
sudut bidikan kompas adalah 600 (azimuth), maka back azimuthnya
adalah 2400.
Besarnya
azimuth – back azimuth bisa ditentukan dengan rumus :
Diasumsikan
azimuth adalah x, maka,
Jika X
< 1800, maka back azimuthnya adalah X + 1800
Jika X
> 1800, maka back azimuthnya adalah X - 1800
RESECTION
Prinsip resection : menentukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua
atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan alam yang
terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu seluruh tanda medan
harus dibidik. Jika kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan atau
sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan yang lain untuk
dibidik.
INTERSECTION
Prinsip
Intersection : menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan
dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan
untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan
tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection kita harus sudah yakin posisi
kita di peta.
Faktor kesalahan dalam Resection - Intersection :
1. Titik bidikan yang keliru
2. Kesalahan membaca kompas
3. Medan magnet sekitar
4. Kesalahan plotting
1. Titik bidikan yang keliru
2. Kesalahan membaca kompas
3. Medan magnet sekitar
4. Kesalahan plotting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar